Pengalaman Operasi II part 2
Kalo kalian udah baca di part I nya. Ini kisah kelanjutannya.
Setelah aku ga sadar di ruang operasi itu. Tiba-tiba aku denger banyak suara yang manggil nama mimin Ncb. "Ayo bangun, buka matanya". Padahal aku tuh lagi mimpi, aku dateng ke rumah manggil mama sama bapa sama ade-ade tapi ga ada yang nyahut dan keadaannya mati lampu jadi gelap banget (aku juga ga tau kenapa bisa aku bilang itu lagi di rumahku sendiri), terus manggil mama, bapa. Ga ada jawaban, tiba-tiba dipikiranku seneng bisa ada dirumah tanpa ada yang nyuruh nyapu, ngepel (biasa kan kalo dirumah suka disuruh beresin rumah) kaya santai gitu, ga ada siapa2 dirumah, aku bahagia, nyaman, aman dan tenang. Ga lama setelah ngerasain ketenangan itu tiba-tiba aja ada suara yang manggil namaku. Aku cari dari mana asal suaranya tapi ga ketemu karena semua yang ku liat itu gelap. Aku bingung setelah denger mereka suruh aku bangun padahal jelas-jelas aku lagi berdiri nyari mereka. Dan aku mikir karena gelap makanya mereka ga bisa liat aku begitupun sebaliknya. Mereka terus suruh aku buat bangun, aku coba untuk teriak tapi ga bisa, niat teriaknya "woiii gua disini", tapi itu sama sekali ga bisa digerakin mulutnya. Aku ga kehilangan akal aku coba buat angkat kedua tanganku siapa tau berhasil lagi-lagi itu ga bisa karena tanganku sakit banget diangkat. Cuman seperempatlah aku angkat tangannya. Lama-lama suara itu makin jelas diulang terus. Namaku dipanggil disuruh bangun dan yang paling herannya disuruh buka matanya. Aku udah mulai mikir "wahh gua dimana masa orang ga bisa liat gua, gua lagi berdiri buka mata" kaya dibuat invisible prank gitu. Aku mulai lari dari tempat itu karena aku pikir itu bukan rumahku (rumah yang biasa aku tempatin bareng sama keluargaku mama, bapa, ade-ade). Semakin jelas suara itu dan aku harus keluar dari tempat aneh itu. Sambil aku naikin tanganku dan mencoba bicara. Aku kesulitan bicara. Dan tanpa sadar aku mulai gerak-gerak tangan sendiri dan mulai bersuara. Tapi mataku belum terbuka. Mereka yang memanggilku itu terus berusaha untuk mencoba membuat aku membuka mataku. Perlahan-lahan aku mulai membuka mataku, walaupun langsung nutup lagi karna mataku dipaksa untuk menutup mata, kucoba lagi tutup lagi, beberapa kali aku coba aku sadar bahwa aku tadi menjalani operasi dan sekarang aku ada di ICU. Tapi itu malah buat aku harus nutup mata lagi. Kaya orang yang pengennya tidur mulu.
Lalu aku mulai sadar, bahwa aku tidur miring sambil berpegangan pada besi tempat tidur. Namun mataku ini seperti ingin tidur saja, ku coba untuk memaksakan untuk membuka mata perlahan karena aku mulai merasa tidak nyaman dengan gaya tidurku. Ini antara sadar dan tidak sadar aku mencabut selang oksigen yang dimasukkan di lubang hidungku. Seperti tidak nyaman dipaka, saat sadar selang oksigennya ada diatas hidungku. Aku mulai merintih kesakitan, lalu mulai bicara pelan "basah". Kupaksakan untuk membuka mataku siapa tau ada orang yang melihat keadaanku tapi tidak ada seorangpun. Saat ku buka mataku sekali lagi ada seorang cleaning service lagi bersih-bersih lantai, aku sekuat tenaga memanggil minta tolong tapi dia bukannya manggil perawat malah diem aja. Lalu kucoba lagi sambil merintih kesakitan bilang "basah", ada ada magang yang menghampiriku dan bertanya kenapa?. Aku menjawab "basah", karena tidurku miring dibuka selimutku ternyata darah. Seketika ada magang itu memanggil perawat perempuan. Lalu gorden ditutup dan anak magang perempuan dan perawat perempuan membersihkan badanku. Perawat perempuan itu mulai marah-marah dia bilang, "kenapa kamu tidurnya miring, ini jadi keluar semua darahnya, tidur lurus ayo". Aku aja juga bingung kenapa tiba-tiba aku tidur miring, terus aku lepas selang oksingennya. Pas mau tidur lurus, seperti jatuhi badan dari miring ke lurus kan itu gak bisa. Akhirnya dibantu sama mereka. Mereka mulai lap badanku. Badanku penuh dengan darah pantas aja aku merasa basah kaya ngompol.
Setelah itu aku tidur lagi, kemudian aku bangun lagi berusaha untuk liat jam berapa. Akupun ga tau jam berapa saat itu. Aku mulai bicara sendiri "kenapa mama ga liat aku disini". Diruang ICU, ada 8/9 bed dan aku ada di nomor 5 ditengah sebelah kananku seorang bapa yang kata mamaku itu beliau jatuh dari atap dengan dokternya sama kaya dokterku. Sebelah kiriku seorang ibu awalnya aku pikir laki-laki, karena penglihatanku masih dibawah pengaruh obat. Dia mengalami komplikasi ginjal dan udah 3 hari koma. Aku inget, saat lagi tidur aku denger suara dan itu ribut banget ku bangun dan lihat sebentar kearah kiriku ternyata kaya dikasih pompa jantung gitu walau samar-samar penglihatanku.
Jam 6 sore keluarga pasien baru boleh dijenguk saat itu aku masih tidur. Terus ada yang manggil namaku. Aku bangun akhirnya aku tau kalo udah boleh dijenguk. Ternyata itu bibiku aku tanya sama beliau "Selesai sampai jam berapa tadi?" dengan suara yang pelaaan banget. "Kamu selesai jam setengah 1 siang tadi" jawabnya. Aku cuma angguk kelapa karena susah buat ngomong. Lalu kutanya lagi "mama mana?"
"Mama diluar, dia ga kuat liat kamu" jawab bibiku. Di ICU bener-bener dingin banget, malah aku ga pake apa-apa cuman baju RS yang warna biru itu aja dan untuk pertama kalinya aku ngerasin pake pampers lagi. Malu banget. Setelah itu mama dateng, aku langsung bilang sama mamaku kalau aku haus. Terus mama minta ijin dulu sama susternya boleh atau tidak aku minum. Tapi aku belum diperbolehkan minum karena aku belum kentut. Sekali lagi aku minta sama mama kalo aku haus. Akhirnya aku dibolehin walau sebentar aja. Mana aku pengen makan takut kalau aku mati di ICU karena ga makan minum, keadaan lemas jadi harus punya tenaga. Detik terakhir sebelum jam 7 malam bapa datang jenguk sebentar terus dia bilang kalo di mulutku ada luka. Aku sendiri ga tau kenapa ada luka dan baru tau ada luka. Mungkin pas mau lepasin selotip dimulutku kali luka.
Akhirnya semua keluarga pasien keluar dan aku bener-bener sendiri. Badan ga bisa digerakin sama sekali angkat kepala juga ga bisa. Sesekali aku bangun buat liat keadaan. Setiap kali perawat datang buat periksa keadaanku, ganti infus, selalu kutanya kapan aku bisa makan. Ada satu perawat yang liat aku selalu nanya makan akhirnya aku dikasih nextar. Alasan aku belum boleh makan karena aku belum kentut jadinya nunggu besok baru boleh makan. Perawatnya bilang kalo itu cuman perasaanku aja yang lapar tapi sebenernya tubuh ga lapar yang ada malah muntah nantinya. Disuapin nextar 1, gigitan pertama masuk ke mulutku bener aja dong perutku seperti mau tolak tapi aku harus tahan.
Selama diruang ICU aku 3 hari 2 malam, dan di hari kedua malam hari itu aku ngerasain ada sosok sebelah kanan ngeliatin aku terus. Kaya orang lagi jenguk. Tiap kali tutup mata pasti kaya ada yang liatin aku gitu tapi pas buka mata ga ada. Seperti ada bayangannya. Takut banget kalo-kalo itu semacam malaikat pencabut nyawa. Sebenernya aku ga percaya sama yang seperti itu tapi aku beneran rasain. Aku berdoa buat dijauhin yang seperti itu. Tapi tetep ga mempan, kucoba ngomong sendiri di sebelah kananku "kalo liat aja ga apa, tapi jangan ganggu ya". Setelah ngomong begitu beneran ga ada lagi bayangannya. Seakan-akan dia mau kenalan samaku.
Diruang ICU aku bener-bener merasakan yang namanya sakit itu beneran ga enak. Cuman bisa tiduran sepanjang masa. Minta tolong sama orang lain buat diambilin minum, disuapin. Perasaan ga enakan sama orang tapi karena ketidakberdayaan jadi harus minta tolong. Dan kalo ditanya kapan masa terpuruk kamu? Jawabanku adalah saat-saat di ruang ICU, jadi orang sakit yang ga bisa apa-apa. Aku jadi lebih menghargai diriku sendiri. Bahwa tubuhku itu berharga.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keadaan setelah di operasi beneran panjang banget ya |
Komentar
Posting Komentar